Titiek Puspa Lahir di Tanjung Kalsel, Sepak Terjang hingga Rumah Peristirahatan Terakhir

Tak lekang oleh waktu, potret muda Titiek Puspa, hingga prosesi pemakaman (Foto : Instagram/titiekpuspa_official, Detik Com, CNN)
Titiek Puspa musikus senior Indonesia yang memiliki nama asli Sudarwati ini menjadi salah satu artis yang dihormati. Ia terlahir dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan SIti Mariam pada 1 November 1937, di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berdasarkan penuturan salah satu warga Tanjung, “ujar kisah orang bahari, abah sidin, Titik Puspa, bagawi di pertambangan minyak murung pudak, yang disambat bubuhan sini tangki hijau ngarannya, kampungnya itu kaya komplek perumahan karyawan pertamina,” tulisnya kepada PraPeN dengan gaya bahasa Banjar melalui pesan grup whatsapp pada 14 April 2025.

Pertambangan minyak di Tanjung, Tabalong, Kalsel, memang mempunyai sejarah yang panjang sejak zaman penjajahan hinga era kemerdekaan.

Dilansir dan dikutip dari pikiran-rakyat.com, detik.com dan kompas.com, dulu nama musikus senior ini (Titik Puspa), diganti oleh keluarganya menjadi Kadewati namun akhirnya diganti menjadi Sumarti. Keluarga Titiek pindah ke Semarang ketika usianya belum genap tiga bulan. Di kota inilah kecintaan terhadap dunia musik mulai tumbuh.
Semasa kecil, Titik Puspa sering bernyanyi untuk menghibur diri sendiri, di tengah kondisi tubuhnya yang sering sakit. Ia sangat mengidolakan Bing Slamet dan menjadikan dunia seni suara sebagai pelarian, sekaligus mimpi yang ingin ia kejar. Masa kecilnya dilalui di tengah masa pendudukan Jepang yang penuh keterbatasan. Titiek bahkan pernah menceritakan, bahwa saat itu keluarganya harus bertahan hidup dengan memakan kulit pisang bekas tentara Jepang.

Walau tumbuh dalam keluarga sederhana dan menghadapi hidup yang berat, Titiek tidak kehilangan semangat untuk berkarya. Meskipun ayahnya sempat menentang keputusannya meniti karier di bidang seni, kakak-kakaknya memberi dukungan penuh. Salah satu kakaknya bahkan diam-diam memberi surat izin, agar ia bisa pergi ke Jakarta mengikuti kompetisi menyanyi. Tekad itu menjadi titik awal dari kariernya yang kelak melegenda.

Wanita berdarah Jawa ini mengungkapkan bahwa saat kecil, ia mempunyai cita-cita menjadi guru taman kanak-kanak. Namun saat dirinya berumur 14 tahun cita-citanya itu berubah setelah memenangkan beberapa kompetisi menyanyi.

Lalu akhirnya dia memutuskan untuk menjadi seorang penyanyi, tetapi saat itu keputusannya itu ditentang oleh keluarganya. Hal itu menjadi awal mula perjalanan kariernya sebagai seorang penyanyi terkenal di Indonesia.

Penyanyi senior ini mengawali kariernya dalam menyanyi, dengan menjadi penyanyi dari panggung ke panggung. Kemudian saat itu, ia mendapat kesempatan untuk mengisi di Radio RRI hingga akhirnya ia mengikuti kompetisi menyanyi Bintang Radio di Semarang.

Saat itu usianya masih terbilang muda, penyanyi legendaris tersebut pergi ke Jakarta diusia 17 tahun, untuk mengikuti kompetisi menyanyi tingkat nasional. Namun dalam kontes tersebut ia gagal menjadi pemenang, yang tak disangka meskipun ia gagal menjadi pemenang, justru ia mendapat tawaran untuk tampil sebagai pengisi di panggung final Bintang Radio. Hal itu mendapat respons positif, membuat dirinya semakin yakin untuk serius dalam menjalani kariernya di dunia Tarik suara.

Perjalanan kariernya di dunia tarik suara ini memang tidak berjalan dengan mudah. Saat itu, karena ia tak mendapat restu untuk menjadi seorang penyanyi, ia pernah mengikuti sebuah kompetisi menyanyi dengan menggunakan nama samaran, agar tidak diketahui oleh orang tuanya.

Penyanyi legendaris dengan sebutan Eyang Titiek ini, menggunakan nama samaran Titiek Puspo. Nama Titiek ini diambil dari panggilan sehari-harinya sedangkan Puspo merupakan nama ayahnya.

Kemudian, nama itu diganti menjadi Titiek Puspa yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini. Nama ini juga digunakan untuk nama orkes pengiringnya, “Puspa Sari”.

Lalu, kariernya pun mulai menanjak sejak ia mengikuti kontes menyanyi Bintang Radio di RRI. Dalam menjalani kariernya sebagai penyanyi, ia banyak mendapat bimbingan dari Iskandar sebagai pencipta lagu dan pemimpin orkes dan Zainal Ardi. Sebelum menciptakan lagu sendiri, lagu-lagu miliknya banyak diciptakan oleh Iskandar, Mus Mualim, dan Wedhasmara.

Setelah berhasil di dunia tarik suara, Eyang juga menggarap beberapa operet bersama grup Papiko yang sempat disukai pada jamannya di TVRI seperti operet Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi, dan Ronce-Ronce.

Rekaman piringan hitam pertama Titiek berlabel GEMBIRA berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Siririton dengan iringan musik empat sekawan Sariman.

Kemudian, pada tahun 1959, Titiek menikah dengan Zainal Ardi, seorang penyiar dan memiliki dua orang putri yakni Petty Tunjungsari dan Ella Puspasari. Sayangnya pernikahan mereka tidak berlangsung lama dan bercerai pada 1968, pada tahun 1970 Titiek menikah lagi dengan Mus Mualim.

Ada beberapa lagu populer yang diciptakan oleh Titiek Puspa di antaranya ada Kupu-kupu Malam, Bing, Marilah Kemari, Apanya Dong, Jatuh Cinta.

Dalam menjalani kariernya, Eyang Titiek ini cukup banyak meraih prestasi dan disukai oleh banyak orang hingga Presiden Indonesia saat itu, Bung Karno melirik bakat penyanyi senior yang kemudian ia diundang untuk tampil di Istana Negara oleh Bung Karno. Dan akhirnya Eyang Titiek menjadi penyanyi Istana Negara pertama saat itu.

Puncak kariernya ditandai dengan perilisan salah satu lagunya yang bertajuk Si Hitam. Lagu yang dimuat dalam album dengan tajuk yang sama ini berhasil membuat dirinya menjadi penyanyi terpopuler saat itu. Lagu Si Hitam ini dirilis pada 1963 ini merupakan lagu pertama yang diciptakan oleh Wanita kelahiran Kalimantan ini. Selain itu, lagu ini juga menjadikan dirinya sebagai pencipta lagu terbaik di Tanah Air.

Beberapa penghargaan pun didapatkan yakni Lifetime Achievement Award Anugerah Musik Indonesia 2001, Lifetime Achievement Indonesian Choice Award 2018, Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2018.

Selain sukses dalam dunia tarik suara dan dunia musik, ia juga berhasil meraih kesuksesan dalam dunia peran. Dalam dunia peran ini ia mengawali kariernya pada tahun 1966 dengan membintangi film yang bertajuk Di balik Tjahaja Gemerlapan.

Film pertamanya itu sukses, membuat Eyang Titiek untuk melanjutkan kariernya di dunia peran dengan terus membintangi beberapa film yang cukup populer saat itu, seperti film Bing Slamet Djalanan pada 1972, Ateng Minta Kawin pada 1974, Bawang Putih pada 1974, Apanya Dong pada 1983, dan film Ini Kisah Tiga Dara pada 2014.

Film Ini Kisah Tiga Dara ini membawa dirinya masuk dalam nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Piala Citra, Piala Maya, dan Usmar Ismail Awards. Sebelum terjun ke dunia film, ia juga sempat terjun ke dunia peran dalam operet. Dalam operet ini ia menunjukkan totalitasnya dalam menggarap operet.

Penyanyi sekaligus pencipta lagu legendaris ini dianggap sebagai sosok yang awet muda dan memiliki semangat yang sangat enerjik. Hal itu terbukti saat ia mengadakan konser ulang tahunnya yang ke-70. Ia menggelar konser tunggal Bersama beberapa penyanyi terbaik di Indonesia.

Pada 2009, saat usianya 69 tahun ia didiagnosis kanker serviks dan menjalani pengobatan selama beberapa bulan dan menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025, karena pendarahan otak. Titiek mengembuskan napas terakhirnya di RS Medistra, Gatot Subroto pukul 16.25 WIB, kabar ini disampaikan oleh manajer Titiek Puspa, Mia, Titiek mengembuskan napas terakhirnya di usia 87 tahun.

Dua hari sebelum meninggal dunia, Titiek Puspa sempat berkumpul dengan 300 anak yatim piatu. Bahkan Titiek Puspa juga sangat ceria dan tak terlihat sakit.

Putri sulung Titiek Puspa, Petty Tanjungsari, mengungkapkan bahwa kondisi sang ibu menurun secara mendadak meski sebelumnya dalam keadaan sehat. Bahkan, hanya dua hari sebelum kejadian, perempuan bernama asli Sudarwati itu masih terlihat aktif dan ceria mengikuti kegiatan sosial.

Penyanyi legendaris Titiek Puspa kini telah berpulang dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat, 11 April 2025. Ia dimakamkan di area taman makam pahlawan AA1 blad 48, yang disaksikan oleh ratusan pelayat yang datang memberikan penghormatan terakhir.

Rasa Kehilangan dari Sang Adik

Adi kandung Titiek Puspa, Sumarningsih mengaku sangat kehilangan. Dia tak sempat melihat sang kakak selama menjalani perawatan di rumah sakit sejak 26 Maret.

“Saya kaget waktu dengar Mbak Tiek sakit, dan saya enggak bisa nengok karena enggak boleh. Sampai beliau meninggal, saya sedih sekali, saya merasa sangat kehilangan,” ungkap Sumarningsih.

Bagi Sumarningsih, Titiek bukan hanya kakak, melainkan juga ibu, teman, dan panutan.

“Mbak Titiek itu bisa jadi apa aja. Kalau sebagai teman enak diajak ngobrol, sebagai kakak penuh kasih sayang. Sosok yang sangat berarti bagi hidup saya,” kenangnya.

Alasan Tanah Kusir Jadi Pilihan

Anak Titiek Puspa, Petty Tunjungsari mengungkap permintaan Titiek Puspa untuk dimakamkan di Temanggung, Jawa Tengah. Alasannya, karena Titiek ingin dekat dengan orangtuanya.

Petty mengatakan, permintaan itu datang secara tiba-tiba dalam sebuah percakapan pada 24 Maret lalu, yang membuatnya langsung terdiam.

“Waktu tanggal 24 itu, dia (Titiek) tiba-tiba bilang, ‘Nanti kalau aku meninggal, dimakamkannya di dekat makam bapak-ibu aku di Temanggung.’ Terus aku terdiam, tiba-tiba beliau ngomong kayak gitu,” kata Petty.

Namun Petty mengingatkan, bahwa jarak Temanggung cukup jauh, tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk para penggemar.

“Terus dia bilang, ‘Kejauhan ya kalau di Temanggung?’ Aku jawab, ‘Bukan cuma aku yang kejauhan, fans Mama juga kejauhan,’” tutur Petty.

Sampai akhirnya, keluarga memutuskan untuk memakamkan Titiek Puspa di Jakarta.

“Mama kan bukan hanya milik keluarga, tapi juga milik Indonesia. Kalau di Temanggung nanti nyusahin, kan?” Terus beliau bilang, “Oh iya, deng,” ujar Petty menirukan percakapan dengan sang ibunda. (*)

BACA JUGA :
2 Hari Sebelum Wafat, Titiek Puspa Kumpul dengan 300 Anak Yatim Piatu 
Sejumlah Selebriti yang Rayakan Lebaran Pertama Setelah Jadi Mualaf 
Deretan Public Figure yang Mualaf di Tahun 2024-2025 
Artis Peduli Lingkungan, Mulai Pilah hingga Daur Ulang Sampah
Komentar Artis dan Penyanyi, Usai Lagu Band Sukatani Lenyap dari Peredaran
Anti-Hero Thunderbolts, Raih Rating Tertinggi Sepanjang Sejarah Marvel 
Kisah Sekelompok Mantan Agen, Dianggap Gagal dan Ditinggalkan oleh Sistem
Sang Pengadil, Terasa Amatir dan Dangkal
Wali Kota Banjarmasin Tidak Mempunyai Program Seni Budaya?
Warga Solo Gugat Jokowi, Ngaku Kesulitan Beli Mobil Esemka

(*PraPeN : araska banjar)

Attention : PraPeN “Readers” yang ingin bergabung dengan media sosial kami, bisa melihat tautannya di footnotes paling bawah halaman ini!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tutup
Tutup