Negara Pendendam, Zionis Israel Enggan Menghadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Lebih dari 160 delegasi negara yang menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Kota Vatikan pada hari Sabtu (26/4/2025), kecuali Israel. (Foto : ABC News)
Tidak cukup dengan sebutan sebagai negara pembantai, kini Zionis Israel sebutannya bertambah sebagai negara pendendam.

Dikutip dari tempo.co, sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut sebagai “Penjahat Perang”, dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, pada Kamis, 21 November 2024 menerbitkan surat perintah penangkapan untuknya. Menurut pernyataan resmi, ruang praperadilan ICC menuduh Netanyahu terlibat dalam “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang”.

Zionis Israel telah membantai ribuan warga Gaza hingga anak-anak yang tak berdosa turut menjadi korban, menghancurkan banyak rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah terutama masjid, bahkan menyerang jemaat kristen Palestina saat Perayaan Sabtu Suci. Zionis Israel juga menaruh dendam terhadap pemimpin tertinggi umat Katolik Paus Fransiskus selagi masih hidup, hingga saat prosesi pemakaman.

Dilansir dari sindonews.com, dendam Israel ke Paus Fransiskus mungkin sudah mendalam, sehingga mereka enggan mengirimkan utusan ketika prosesi pemakaman Kepala Gereja Katolik Vatikan tersebut.

Pemakaman Paus sendiri berlangsung pada hari Sabtu 26 April 2025. Pemakaman tersebut dihadiri lebih dari 160 delegasi negara dari sejumlah pemimpin dan utusan pemimpin berbagai negara di dunia.

Keputusan Zionis Israel ini lantas membuat Gereja Katolik di Yerusalem dan komunitas Katolik Israel kecewa. Ketidakhadiran pejabat Israel sangat kontras dengan pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2005, yang dihadiri presiden Israel, menteri luar negeri, hakim Mahkamah Agung, dan kepala rabi.

Dendam Zionis Israel terhadap Paus Fransiskus :

1. Dukungan Paus Fransiskus terhadap Palestina

Paus Fransiskus secara terbuka mendukung hak-hak rakyat Palestina, termasuk pengakuan terhadap negara Palestina.

Pada tahun 2015, ia bahkan mengadakan kanonisasi untuk dua biarawati Palestina, yang dianggap sebagai bentuk legitimasi terhadap perjuangan mereka. Hal ini memicu kemarahan Israel, yang menganggap tindakan Paus sebagai campur tangan dalam konflik politik mereka.

Menurut laporan The Times of Israel (2021), pemerintah Israel merasa bahwa Vatikan terlalu memihak Palestina dan mengabaikan perspektif Israel dalam konflik Timur Tengah. Paus juga pernah menyebut pendudukan Israel di Tepi Barat sebagai “tirani”, yang memicu kecaman dari para pemimpin Israel.

Selain itu, Paus Fransiskus telah mengunjungi Palestina beberapa kali dan menyebutnya sebagai “negara Palestina”, sementara Israel menolak pengakuan tersebut. Sikapnya yang pro-Palestina ini membuat hubungan Vatikan-Israel semakin renggang.

2. Kritik Paus Fransiskus terhadap Kebijakan Israel di Yerusalem

Paus Fransiskus kerap mengkritik kebijakan Israel terkait Yerusalem, terutama setelah AS dan Israel mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pada tahun 2018, Paus Fransiskus menyerukan status quo Yerusalem sebagai kota suci bagi tiga agama (Yudaisme, Kristen, dan Islam) dan menentang langkah sepihak Israel.

Menurut Reuters (2019), Vatikan menganggap Yerusalem Timur sebagai bagian dari tanah Palestina yang diduduki, sementara Israel mengklaim kedaulatan penuh atas kota tersebut. Pernyataan Paus Fransiskus ini dianggap sebagai serangan terhadap legitimasi Israel atas Yerusalem.

Selain itu, Paus Fransiskus juga mendorong dialog internasional untuk menyelesaikan sengketa Yerusalem, yang dianggap Israel sebagai upaya untuk melemahkan posisi mereka. Sikap tegas Paus Fransiskus dalam isu ini membuat banyak politisi dan media Israel memandangnya sebagai musuh.

3. Tuduhan Anti-Semitisme dan Hubungan dengan Organisasi Pro-Palestina

Meskipun Paus Fransiskus berulang kali menegaskan penolakannya terhadap anti-Semitisme, beberapa kalangan di Israel menuduhnya memiliki kedekatan dengan kelompok-kelompok yang dianggap anti-Israel.

Pada tahun 2020, Paus Fransiskus bertemu dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang dianggap Israel sebagai pemimpin organisasi teroris. Menurut Jerusalem Post (2022), pertemuan tersebut memicu protes keras dari pemerintah Israel, yang menganggap Paus tidak sensitif terhadap keamanan Israel.

Beberapa politisi Israel bahkan menuduh Paus Fransiskus mendukung gerakan yang ingin menghancurkan Israel. Selain itu, Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus juga mendukung resolusi PBB yang mengkritik kebijakan pemukiman Israel.

Hal ini semakin memperuncing hubungan antara Gereja Katolik dan Israel, yang menganggap Paus Fransiskus tidak adil dalam menyikapi konflik Israel-Palestina. (*)

BACA JUGA :
Militer Zionis Israel Menyerang Jemaat Kristen Palestina saat Perayaan Sabtu Suci 
Norwegia Akan Tangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk Palestina
Bagaimana Seorang Muslim Bersikap atas Wafatnya Paus Fransiskus! 
Hari Raya di Tengah Duka, Warga Gaza Shalat Idul Fitri di Reruntuhan Masjid
Ramadhan di Gaza, “Apa yang Kita Makan Hari Ini, Ayah?”
Warga Gaza Buka Puasa di Tengah Reruntuhan Sisa Perang
Dampak Kelaparan di Jalur Gaza, Petugas Medis Tidak Sahur
Indonesia Marah, Israel Membantai Anak-Anak Gaza Saat Ramadhan
Puisi : AIR MATA DARAH ANAK-ANAK GAZA

(*PraPeN : M.Noor)

Attention : PraPeN “Readers” yang ingin bergabung dengan media sosial kami, bisa melihat tautannya di footnotes paling bawah halaman ini!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tutup
Tutup