Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengaku tidak mengincar posisi menteri untuk kadernya di kabinet kerja Prabowo Subianto.
Dilansir dari liputan6.com, menurut Surya Paloh, hal itu merupakan bagian dari etika politik dan berpegang teguh pada asas kepantasan.
“Karena kita tahu secara etik kita bukan yang sejak awal memperjuangkan pada Pilpres untuk memilih Pak Prabowo,” tutur Surya Paloh di Nasdem Tower, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024).
“Ini adalah etika politik,” sambungnya.
Surya Paloh memahami penyusunan komposisi kebijakan menjadi hak prerogratif Prabowo Subianto sebagai Presiden RI periode 2024-2029. Namun begitu, pihaknya tak masalah untuk tidak menjadi prioritas.
“Jawaban yang jujur, saya minta kepada Pak Prabowo, Nasdem memberikan kesempatan kepada beliau dan memprioritaskan seluruh parpol untuk masuk kabinet. Artinya Nasdem bukan prioritas,” jelas dia.
“Kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden apapun nomenklaturnya dalam kabinet, tapi tidak kalah terhormat memberikan ke saudara-saudara kita,” sambungnya.
Surya Paloh meyakini, jabatan atau pun kursi menteri bukanlah segalanya. Terlebih, untuk membuktikan loyalitas dalam membantu pemerintah menurutnya tidak harus lewat jalur tersebut.
“Asas kepantasan kepada kita,” Surya Paloh menandaskan.
(*Penulis : Velocity)
Attention : Bagi Anda yang ingin berkomentar, silahkan mengunjungi media sosial kami, seperti yang tertulis di footnotes paling bawah halaman ini!