Real Teguh
Retorika
suara buruh memadati demonstrasi
hanya untuk membela diri dari tirani
selama ini tiada henti
rakyat jelata dikelabuhi
dengan politisasi dan dramatisasi
saban pemilihan umum hati rakyat dilucuti
setelah jadi pejabat, rakyat sering didzalimi
pemerintah harus berani membela rakyat pribumi
sumber daya alam hendaknya dikelola secara mandiri
bukan diserahkan asing karena merasa balas budi
akibat utang dan impor luar negeri
pemerintah sebaiknya memperhatikan sumber daya manusia
tenaga kerja jangan hanya dipaksa
memeras keringatnya demi devisa
buruh jangan hanya disuguhi sandiwara
outsorsing dihapus saja
rakyat jelata meronta
karena tarif dan harga selalu disandera
(Trenggalek, 08 Juli 2016)
Biodata :
Real Teguh adalah nama pena dari Teguh Wibowo, lahir pada 11 September 1990. Teguh tinggal di Dusun Pasur, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. e-mail: realteguh3@gmail.com, facebook: Real Teguh.
Ia bergiat di Forum Lingkar Pena Surabaya. Tulisannya pernah dimuat di majalah Mimbar, Mantra, Mayara, tabloid Warta Trenggalek, jurnal sastra Aksara, harian Malang Post, Merah Putih Pos, Duta Masyarakat, Koran Madura, Purakasastra dan terhimpun dalam 36 buku antologi bersama, antara lain: Merantau Malam (Sabana Pustaka, 2015), Menunggu di Jendela (Rumahkayu, 2016), dan Kumpulan Syair-Syair Keindonesiaan (Dies Natalis UNY, 2016 (*)
BACA JUGA :
Puisi : Jalan Setapak Mendaki Istana
Puisi : Berita Hari Ini
(*by Prasasti Sastra Pena Sastra)
Attention : PraPeN “Readers” yang ingin bergabung dengan media sosial kami, bisa melihat tautannya di footnotes paling bawah halaman ini!