Pohon Pisang memang bisa tumbuh subur tanpa perawatan, namun untuk menghasilkan buah yang maksimal tentu saja memerlukan perawatan yang intensif!
Dilansir dari rri.co.id dan radarjogja.jawapos.com, Buah Pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mampu mendatangkan penghasilan rupiah.
Melihat dari permintaan pasar, ketertarikan masyarakat mengonsumsi pisang karena buah ini mengandung banyak nutrisi, vitamin C, hingga serat. Selain itu, buah pisang juga menjadi bahan dasar olahan makanan ringan, misalnya sale pisang, pisang karamel, pisang bakar keju, dan sebagainya.
Namun membudidayakan pisang ini tidak boleh asal. Ada syarat-syarat tertentu agar hasil panen akan memuaskan.
Mbah Lasiyo Saifudin si Profesor Pisang
Lasiyo Saifuddin, seorang petani yang dijuluki “Profesor Pisang” berkat inovasi dan metode luar biasanya dalam pengelolaan tanaman pisang.
Lasiyo Saifuddin berhasil menciptakan ramuan pestisida yang revolusioner, mampu mempercepat masa pembibitan pisang dari empat bulan menjadi hanya dua bulan. Metode ini tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu, tetapi juga menghasilkan buah pisang yang lebih besar dan manis. Keberhasilannya ini membuat metode budidayanya diakui oleh para ilmuwan pertanian dunia.
Kehebatan Lasiyo tidak berhenti di situ. Ia juga menerapkan pendekatan organik yang ramah lingkungan, sehingga budidaya pisangnya memiliki nilai tambah di pasar internasional. Dengan cara ini, ia membuktikan bahwa petani lokal Indonesia mampu bersaing di panggung global.
Metode unik Lasiyo menarik perhatian para peneliti asing. Salah satu undangan prestisius datang dari ilmuwan di Italia, yang penasaran dengan teknik budidaya cepat dan efisien yang diterapkan oleh Lasiyo. Di sana, ia berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada komunitas ilmuwan internasional.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa inovasi petani Indonesia tidak hanya berdampak pada sektor lokal, tetapi juga memberi kontribusi signifikan pada dunia pertanian global.
Namun, perjalanan Lasiyo tidaklah mudah. Sebagai seorang petani dari Indonesia, ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga pengakuan yang sering kali datang terlambat di tanah air. Meski demikian, semangatnya untuk terus belajar dan berinovasi membuatnya mampu menembus batas-batas tersebut.
Keberhasilan Lasiyo menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan sentuhan inovasi. Ia menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tidak memandang sebelah mata profesi petani, tetapi melihatnya sebagai ladang peluang untuk membawa perubahan.
Dengan keberhasilan Lasiyo Saifuddin, diharapkan semakin banyak petani Indonesia yang tergerak untuk berinovasi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tani mereka.
Lasiyo Saifuddin adalah teladan bahwa kerja keras, inovasi, dan keberanian untuk berbagi ilmu dapat menjadikan seorang petani sebagai pahlawan bagi negaranya dan inspirasi bagi dunia.
Rahasia Budidaya Pisang ala Mbah Lasiyo
Dikutip dari YouTube Inspirasi Agribisnis pada Kamis (1/2/2024), Pembudidaya Pisang asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Mbah Lasiyo Saifudin membagikan bagaimana cara membudidayakan pisang yang benar.
Pertama, pemilihan bibit pisang.
Lasiyo menyarankan supaya memilih bibit pisang yang bagus. Pemilihan bibit yang bagus akan mempengaruhi pertumbuhan pisang nantinya. “Siapkan bibit yang bagus,” kata Lasiyo.
Kedua, menyiapkan lubang tanam yang ideal.
Menurut Layiso, lubang tanam idealnya berukuran 40 sentimeter. Sedangkan jarak antar pohon sekitar 3 meter. Namun jangan lupa, lanjut dia, sebelum menanam bibit pisang itu perlu divaksin, untuk mengurangi resiko diserang hama. “Sebelum menanam, itu perlu diimunisasi atau divaksin memakai pestisida nabati,” ujarnya.
Ketiga, proses pemupukan.
Pada tahapan ini, pemupukan bisa dilakukan di hari ketiga pasca tanam. Perlakuan berbeda ketika memakai pupuk kimia. Lasiyo mengatakan untuk pupuk jenis kimia ini perlu tiga kali pemupukan. Diantaranya, 3 hari pasca tanam memerlukan 50 gram pupuk kimia. Memasuki triwulan pertama ditambah 300 gram. Hingga pada triwulan kedua ditambah lagi 300 gram.
Keempat, merawat tanaman.
Masih kata Lasiyo bahwa proses pembersihan ini tidak harus setiap hari. Namun ketika kondisi di sekitar bibit pisang kotor, maka perlu segera dibersihkan. “Juga ketika menemukan daun pisang berwarna kuning, sebaiknya dipotong,” ujarnya.
Sedangkan proses pemotongan daun yang berwarna kuning itu lebih baik tidak dipotong terlalu pangkal. “Diberi jarak 25 sentimeter untuk menghindari kuman atau virus masuk ke dalam batang pisang,” ucapnya.
Usai keempat tahapan sudah dilalui, Lasiyo mengungkap proses selanjutnya tinggal menunggu pertumbuhan jantung. Ia menandai untuk beberapa jenis pisang, musim panen bisa diketahui setelah tumbuhnya jantung. “Biasanya untuk jenis pisang raja, ambon, kepok, cavendish, ketika sudah tumbuh jantung, maka masa panen sekitar 2,5 bulan,” tutupnya. (*)
BACA JUGA :
Artis Peduli Lingkungan, Mulai Pilah hingga Daur Ulang Sampah
Kuota 1 Juta Sertifikasi Halal Gratis 2025 bagi Pelaku UMK
Satgas Pangan Awasi Ketat Edar Minyakita di Banjarmasin
Teramat Celeng, Pelajar Kritik Korupsi di Indonesia
Ada yang Aneh di UI, Rektor Takut Kepada Menteri?
Jokowi Tumpangi Mobil Nunggak Pajak, Cederai Keteladanan!
Kolusi Berjamaah, Kader PSI Mirip Kawanan Hyena Lapar
Menyongong Indonesia 2045, Generasi Emas atau Cemas?
Wali Kota Banjarmasin Tidak Mempunyai Program Seni Budaya?
(*PraPeN : araska banjar)
Attention : PraPeN “Readers” yang ingin bergabung dengan media sosial kami, bisa melihat tautannya di footnotes paling bawah halaman ini!