Saya tidak yakin operasi pemberantasan premanisme, dapat menghentikan aksi premanisme.
Dilansir dari mediaindonesia.com, pemerintah telah meluncurkan operasi pemberantasan premanisme, termasuk yang juga berkedok menggunakan atribut organisasi masyarakat (ormas).
Sosiolog Musni Umar mengatakan, justru premanisme kini kebanyakan tidak terlihat menyeramkan, bahkan di tengah-tengah masyarakat banyak preman berdasi, seperti yang terjadi dalam kasus Cilegon, Banten.
“Ini yang diduga memalak investor asing yang pelakunya adalah Ketua Kadin Banten,” jelasnya, Kamis (15/5).
Ia mengungkap, ada tiga alasan dilaksanakanya operasi premanisme.
Pertama bahwa telah meresahkan masyarakat. Kedua, sudah mengganggu investasi. Ketiga, mengganggu stabilitas sosial.
“Publik sudah muak atas pemalakan, pengutipan, pemaksaan, dan aksi gertak yang dilakukan para preman. Ternyata yang melakukan pemalakan tidak hanya preman jalanan, tetapi preman berdasi seperti yang terjadi di Cilegon,” jelasnya.
“Maka, kalaupun operasi pemberantasan premanisme disambut positif oleh publik, tetapi sebagai sosiolog saya tidak yakin operasi pemberantasan premanisme dapat menghentikan aksi premanisme,” bebernya.
Akar Masalah Premanisme
Musni Umar mengungkap, premanisme adalah fenomena sosial yang terjadi di berbagai negara yang banyak pengangguran dan kemiskinan.
Selain itu, premanisme juga dilakukan para elit yang berkedok organisasi dunia usaha. Oleh karena itu, penyelesaian premanisme, tidak cukup memberantas mereka dengan menangkap dan memenjarakan mereka.
“Tetapi mengatasi akar masalah yang menjadi penyebab utama mereka melakukan aksi premanisme yaitu pengangguran dan kemiskinan, tetapi juga keserakahan dan memilih jalan pintas untuk cepat kaya tanpa peduli pada proses,” bebernya.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan ada dua alasan mereka melakukan tindak pemalakan tersebut. Pertama, untuk preman jalanan, karena kurang pendidikan dan tidak ada keahlian (kepakaran kerja), sehingga menganggur dan miskin, Satu-satunya cara ialah melakukan pemalakan, pemerasan.
“Kedua, untuk preman berdasi, karena serakah, ingin segera kaya-raya secara mudah dengan memeras investor asing untuk menguatkan posisi tawar, mereka berhimpun di organisasi kemasyarakatan (ormas) dan dunia usaha,” ungkap Musni.
“Melalui ormas dalam organisasi dunia usaha, mereka mempunyai wadah untuk mendapatkan akses guna memudahkan untuk melakukan sesuatu yang memberi keuntungan pribadi dengan berkedok Ormas atau organisasi dunia usaha,” pungkasnya. (*)
BACA JUGA :
Apa Peran Budi Arie? Dia Disebut dalam Dakwaan Kasus Perlindungan Situs Judol
Mahfud MD Peradilan di Indonesia Sangat Busuk
Sejumlah Tersangka di sekitar Korupsi Pertamina Patra Niaga
Merampok Indonesia, Hukum Makin Kehilangan Taring
Hanya Hukuman Mati yang Bisa Berantas Korupsi di Indonesia
Kolusi Berjamaah, Kader PSI Mirip Kawanan Hyena Lapar
Ijazah Jokowi Tetap Menjadi Misteri Namun Ijazah Jokowi Asli Versi Polisi, Roy Suryo Cs?
Bisakah Timnas Garuda Taklukkan China di GBK Senayan?
(*PraPeN : araska banjar)
Attention : PraPeN “Readers” yang ingin bergabung dengan media sosial kami, bisa melihat tautannya di footnotes paling bawah halaman ini!